Di anak tirikan atau di
anak emaskan. Pastinya kalian sudah familiar dengan kata-kata itu dong. Contohnya
saja Banyak seorang kakak iri kepada adiknya karena merasa di anak tirikan dan
atau sebaliknya. Itu masih dikoridor keluarga saja ada hal semacam itu. Bagaimana
untuk di dunia kerja? Apakah ada hal sama yang terjadi? Bagaimana kalau satu
kasus terjadi pada pembaca sekalian? Kalau jadi anak emas sih enak, tapi kalau
jadi anak tiri?? Apa Masih bisa disebut enak?
Mungkin banyak rekan-rekan
atau teman-teman yang merasakan hal sama dengan apa yang mungkin dirasakan
beberapa teman saya, disini saya gak menyebutkan “saya” karena aku gak ngrasa dianak
tirikan ataupun dianak emaskan. Aku sih EGP banget dengan hal begituan. Aku kerja
disini,kalau udah gak nyaman aku keluar kalau masih bisa aku pertahanin aku
akan tetap tinggal.
Sambil nangis aku bikin
tulisan ini jadinya. Mengingat beberapa temanku yang sangat tersakiti dan
mungkin di anak tirikan oleh atasan mereka sendiri. Awalnya sih aku mungkin
diam dan tak memberontak. Tapi lama kelamaan enek banget sih ngeliyat tingkah
lakunya. Gak tega dan ngrasa jahat banget dia sebagai boss. Menyanjung setinggi
langit prestasi didepan orangnya, didepan oranglain seakan-akan kami semua itu
gak becus bekerja. Untuk aku, aku masih gak peduli soal itu, toh itu bukan
kerjaanku. Tapi ada beberapa temanku yang merasa minder ketika mendengar atasan
mereka menyanjung dia setinggi langit. Bahkan di Farewell nya pun terlkihat
sekali perbedaan yang ada. Dan lagi aku semakin menangis ketika aku mengetikkan
tulisan ini. Aku sangat mengingatnya. Suatu hal yang menyakitkan.
Sebagai pembalajaran aja,
sebagai boss, atau untuk kalian semua calon atasan. Jangan seperti itu yaa
nanti kalau jadi atasan. Kalian harus adil. Udah gak bisa nerusin lagi
kata-katanya.