Rabu, 31 Oktober 2012

Anak Emas atau Perunggu?

Di anak tirikan atau di anak emaskan. Pastinya kalian sudah familiar dengan kata-kata itu dong. Contohnya saja Banyak seorang kakak iri kepada adiknya karena merasa di anak tirikan dan atau sebaliknya. Itu masih dikoridor keluarga saja ada hal semacam itu. Bagaimana untuk di dunia kerja? Apakah ada hal sama yang terjadi? Bagaimana kalau satu kasus terjadi pada pembaca sekalian? Kalau jadi anak emas sih enak, tapi kalau jadi anak tiri?? Apa Masih bisa disebut enak?

Mungkin banyak rekan-rekan atau teman-teman yang merasakan hal sama dengan apa yang mungkin dirasakan beberapa teman saya, disini saya gak menyebutkan “saya” karena aku gak ngrasa dianak tirikan ataupun dianak emaskan. Aku sih EGP banget dengan hal begituan. Aku kerja disini,kalau udah gak nyaman aku keluar kalau masih bisa aku pertahanin aku akan tetap tinggal.

Sambil nangis aku bikin tulisan ini jadinya. Mengingat beberapa temanku yang sangat tersakiti dan mungkin di anak tirikan oleh atasan mereka sendiri. Awalnya sih aku mungkin diam dan tak memberontak. Tapi lama kelamaan enek banget sih ngeliyat tingkah lakunya. Gak tega dan ngrasa jahat banget dia sebagai boss. Menyanjung setinggi langit prestasi didepan orangnya, didepan oranglain seakan-akan kami semua itu gak becus bekerja. Untuk aku, aku masih gak peduli soal itu, toh itu bukan kerjaanku. Tapi ada beberapa temanku yang merasa minder ketika mendengar atasan mereka menyanjung dia setinggi langit. Bahkan di Farewell nya pun terlkihat sekali perbedaan yang ada. Dan lagi aku semakin menangis ketika aku mengetikkan tulisan ini. Aku sangat mengingatnya. Suatu hal yang menyakitkan.
Sebagai pembalajaran aja, sebagai boss, atau untuk kalian semua calon atasan. Jangan seperti itu yaa nanti kalau jadi atasan. Kalian harus adil. Udah gak bisa nerusin lagi kata-katanya.